Jumat, 08 Agustus 2008

sekapur sirih

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .

Kesenian disekolah pada dasarnya diarahkan untuk menumbuhkan kepekaan rasa estetika dan artistik sehingga terbentuk sikap kritis , apresiatif dan kreatif pada diri siswa secara menyeluruh . Sikap ini hanya mungkin tumbuh jika dilakukan serangkaian proses kegiatan pada siswa yang meliputi kegiatan pengamatan , penilaian , serta penumbuhan rasa memiliki melalui keterlibatan siswa dalam segala aktivitas seni didalam kelas atau diluar kelas . kesenian juga melibatkan semua bentuk kegiatan berupa aktivitas fisik dan cita rasa keindahan . Aktivitas fisik dan cita rasa keindahan itu tertuang dalam kegiatan berekspresi , bereksplorasi , berapresiasi dan berkreasi melalui bahasa rupa , gerak dan peran yang masing – masing mencakup materi sesuai dengan bidang seni dan aktivitas dalam gagasan seni , kerampilan berkarya serta apresiasi dengan memperhatikan konteks sosial budaya masyarakat .
Kesenian juga membantu dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dan logika . Pembentukan pribadi antara lain kecerdasan emosional ( EQ) , kecerdasan Intelektual ( IQ ) Kecerdasan Adversitas ( AQ ) dan kreativitas ( CQ ) serta kecerdasan spiritual dan moral ( SQ ) dengan cara mempelajari elemen – elemen , prinsip-prinsip , proses dan tehnik berkarya sesuai dengan nilai – nilai budaya dan keindahan serta sesuai dengan konteks sosial budaya masyarakat sebagai sarana untuk menumbukan sikap saling memahami , menghargai , dan menghormati .
Pada Pedoman Khusus Pengembangan silabus dan penilaian kurikulum 2004 SMA khusus untuk pelajaran seni , disebutkan bahwa pembelajaran seni diberikan kepada siswa kelas X , XI dan kelas XII , hal ini membuktikan bahwa pemerintah sudah memahami dan menyadari bahwa peran seni bagi perkembangan mental dan spiritual peserta didik sangat tinggi.
Dalam perkembangan dilapangan ternyata masih banyak kendala yang dihadapi sekolah, anatara lain guru seni tidak tersedia, bahan ajar yang bernuansa daerah sangat langka, dan masih banyak kendala yang harus dipersiapkan . Dengan keadaan demikian kami mencoba untuk membuat Modul yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran senibudaya disekolah masing-masing.
B. Tujuan
Adapun tujuan dan Manfaat dari Modul :
1. Mengenal dan memahami serta menghargai kesenian daerah
2. Turut serta melestarikan dan mengembangkan kesenian daerah
3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai yang berlaku didaerahnya
4. Memiliki ketrampilan yang mampu menumbuh kembangkan jiwa wirausaha melalui seni
5. Mendorong guru untuk selalu meningkatkan kreativitas , inovasi , ketrampilan , propesionalisme , dalam bidang ICT .
6. Menanamkan budaya , minat , bakat , dan kebiasaan untuk pengembangan kemampuan propesional , baik lisan maupun tulisan , secara baik dan benar .
7. Menyebarluaskan berbagai pengalaman guru yang berhasil meningkatkan mutu pembelajaran , sehingga dapat dimanfaatkan dan dijadikan referensi bagi guru lainnya dan pihak – pihak yang berkepentingan .
8. Memudahkan guru dalam mengajar seni , bila guru seni dibatasi oleh kemampuan bidang seni .
9. Merubah suasana seni berbasis ICT .









BAB II
MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pemahaman tentang peralatan kesenian tradisional dan jenis bahan yang digunakan
1. Garantung (gong) terbuat dari perunggu, dan kuningan
2. Kangkanung (bonang) terbuat dari perunggu dan kuningan , musik kangkanung salung lagu Tomet leot Dayak Ma’anyan Barito timur, musik Kangkanung lagu nyiang lengan dari Dayak Ma’anyan Barito timur
3. Kacapi (Kacapi Deder) , senar 2 dan 3 terbuat dari kayu dan mempergunakan senar dari nilon dipergunakan didaerah Dayak Ngaju, Kapuas, Kahayan dan Katingan pada tarian tasai
4. Rebab terbuat dari tempurung kepala, kayu ulin senar dari kawat/senar gitar dimainkan pada saat Sangiang suku Dayak Ngaju, Kapuas, Kahayan dan Katingan
5. Suling balawung terbuat dari bambu tamiang dipergunakan pada lagu Sansan
6. Gambus panteng terbuat dari kayu dan senar dari nilon
7. Babun ( gendang) terbuat dari kayu dan dibalut dengan kulit domba dipergunakan pada tarian Bigal, Parung, Kinyah Bukung, Tasai, dan Kanjan Halu ( Katingan)
8. Katambung terbuat dari kayu ulin dan dibalut dengan kulit ular ( Piyahe)
9. Katambung balian terbuat dari kayu ulin dan dibalut dengan kulit ular ( Piyahe) dipergunakan pada acara Balian Karunya suku Dayak Ngaju.
10. Katambung balian bawo dan dadas ( parempet)
11 Gendang tatau (panjang 2 meter untuk acara Tiwah, Bantang, Wara
12 Garantung tasai terbuat dari perunggu
13. Bonih terbuat dari perunggu alat kesenian dari Kalbar
14. Kansi terbuat dari kuningan alat kesenian dari Kalbar ( Kansi)
15. Gariding terbuat dari pelepah bendang (Punah)
16. Kalulai/Kalali terbuat dari sembilu bambu (punah)
17. Garode terbuat dari labu hutan ( punah)
18. Garanuhing terbuat dari kuningan (punah)
19. Salakatuk terbuat dari kayu atau kulit kura-kura
20. Terbang terbuat dari kayu dan kulit domba
21. Rebab humbang terbuat dari bambu dan senar baja
22. Sarun terbuat dari kuningan (plat besi)
23. Da,u terbuat dari besi
24. Dauh terbuat dari kayu dan kulit domba (beduk)
25. Tamborin terbuat dari besi
26. Salung telang (kenong terbuat dari bambu) (punah)
27. Getang balian bawo terbuat dari perunggu dan kuningan
28. Getang balian dadas terbuat dari perunggu dan kuningan
29. Kangkulung, Tatundung, barito, tanah siang
30. Tolang tolai, ganggereng , giring-giring
31. Kanjan halu, karang alu (ulin)
32. Parkusi terbuat dari tempurung kelapa
33. Salunding (punah)
34. Tangkung Udang (punah)
35. Garantung talai (punah)

Teori dan praktek dalam pengunaan alat musik daerah disesuai dengan kondisi alam setempat, dibawah ini akan dijelaskan jenis tarian yang mengunakan alat antara lain:
1. Tari tasai (manasai) lagu dari suku Dayak Ngaju, Kapuas, dan Kahayan
2. Karungut, Karunya, Kinyah dari Katingan
3. Bagondang atau Kombang pandan, Riam panjang/bukung dari Kotawaringin barat, Lamandau
4. Lagu tradisional pesisir Japen, Hadrah, Rudah rebana, Gurdah, Al habsi, Nasit, dan lagu-lagu melayu dari Kotawaringin timur, Sukamara
5. Tomet leot, deder bakumpai, balian dadas dewa amun rahu, Nanjai dan Nampak bahalai dari Barito timur dan Barito selatan
6. Dongkoi, degu, Ngandan, Tantulo, Balian bawo, Karungut, dan deder siang dari Barito Utara (Mura)
Tarian Tradisional Kalimantan tengah
1. Tari Upacara Balian Bawo
2. Tari Upacara Balian dadas
3. Tari Upacara Bukung
4. Tari Bagondang
5. Tari Upacara Tantulo
6. Tari Kinyah
7. Tari Mandau talawang
8. Tari Upacara tasai, tari sangkai kambang, sangkai lunuk
9. Tari Ganggereng tari deder kapuas, kahayan dan Katingan
10. Tari Upacara deder Barito utara , Barito selatan dan Mura
11. Tari Bawi Kuwu
12. Tari Bahalai (salampai)
13. Tari Kanjan halu (karang alu)
14. Tari Upacara Kanjan tasai tiwah
15. Tari Upacara masuk
16. Tari Upacara Balian Bawo
17. Tari Upacara Dewa bajumbang
18. Tari Upacara Wadian Itumbang
19. Tari Balian Nyantiu
20. Tari Manadau Nyai Balau
21. Tari Upacara Tarung mandau
22. Tari Tarung Mandau Amairawa
23. Tari Upacara Iruang wudrung
24. Tari Upacara ngawat reten nutahmarueh
25. Tari Upacara nepuk taun
26. Tari Upacara Malan Manugal
27. Tari Upacara nepah hajat
28. Tari Kompos
29. Tari Bintang patendu
30. Tari Ngalinda punei
31. Tari mambuka lawang kuwu
32. Tari Upacara Tarung mandau
33. Tari Brukau-brakiu
34. Tari Dikang Palanduk
35. Tari mamapas pali natiyang dahiyang
36. Tari Upacara wurung jue, ngamuan gunung perak
37. Tari Upacara Bandar sumbu kurung
38. Tari Upacara Manyelong
39. Tari Nahusu asang
40. Tari naut weah
41. Tari Kahanjak atei
42. Tari Salengkap
43. Tari Hadrah rudat japin rabana, kasidah

B. Contoh media yang digunakan untuk mengajar seni :
1. Modul / Diktat, merupakan print out sebuah karya, yang dipakai untuk mengajar dikelas .
2. Audio ( Voice mp3*,WAV*dll ) dari berbagai macam suara musik daerah Kalimantan tengah , dalam upaya untuk menegenalkan dan mengurangi terbatasnya sarana dan prasarana dan juda untuk memberikan pengetahuan kepada Guru dan anak tentang bunyi , suara yang ditimbulkan oleh alat musik daerah .
2. Video ( Audio Visual , mpg*, DVD*,AVI* dll ) , dari berbagai macam seni ( Tari , Drama , Rupa , dan musik ) , yang di kemas dengan mengacu kepada objek yaitu siswa , dengan harapan semua kegiatan seni dapat dilakukan dengan mengacu kepada media yang tersedia , dan juga membantu guru dalam mengembangkan Silabus disekolah masing – masing .
3. Gambar ( JPG,CD mpg dlll ) , dari berbagai macam seni , untuk tujuan menampilkan berbagai bentuk gambar yang mempunyai hubungan dengan Seni Budaya Kalimantang tengah , misalnya JPG alat musik Daerah , JPG pakaian Adat Daerah dll.
















BAB III
SEJARAH KARUNGUT
A. Pengertian Karungut
Menurut kepercayaan suku Dayak di Kalimantan tengah , pada jaman dahulu bahwa manusia diturunkan dari langit bersamaan Palangka Bulau (Tetek Tatum). Pada waktu berada di bumi Palangka Bulau adalah alat untuk menurunkan manusia dari langit ke bumi oleh Ranying Hatalla Langit atau Dewa para tertinggi masyarakat Dayak,.maka bersama itulah mulai adanya alunan suara atau tembang-tembang. Jika di tinjau dari kepercayaan itu, maka sejak itukah karungut muncul.Bahasa digunakan dalam karungut adalah Bahasa Sangiang atau sejenis Bahasa Dayak Ngaju yang sangat tinggi sastranya.yang biasa digunakan dalam Upacara Adat dan berkomunikasi dengan Roh halus.
Dalam kehidupan Masyarakat Dayak dalam melaksanaakan Upacara khususnya Upacara Adat, Keagamaan, Perkawinan dan Syukuran selalu diwarnai dengan berbagai kegiatan kesenian seperti tari Manasai , Karungut , Karunya , Tandak Mandau dan Deder. Namun pada masa dahulu Kesenian tersebut termasuk pula karungut digunakan bukan sebagai hiburan namun sebagai pemujaan dan sarana komunikasi dengan Nenek Moyang mereka ( Roh – roh nenek moyang ) .
Pada saat kota Kuala Kapuas didirikan, yaitu sekitar 60 tahun yang lalu (1946) masyarakat dayak Ngaju dan dayak Ma´anyan mulai berdatangan ke kota kuala kapuas ini.Mereka yang sebelumnya tinggal di pedalaman Kalimantan Tengah membawa juga kebudayaan mereka yang lama. Salah satu kebudayaan mereka adalah karungut. Maka sejak itulah karungut mulai masuk dan berkembang di Kuala Kapuas. Karungut yang tadinya sebagai sarana komunikasi dan sarana pemujaan terhadap roh nenek moyang mulai tersentuh modernisasi,sehingga mengalami perubahan fungsi.Begitu tersentuh oleh modernisasi,karungut mulai digunakan untuk hiburan dan kesenian rakyat.
Dalam syair karungut dewasa ini sudah mulai banyak perubahan , antara lain yang berisikan sejarah, pesan pembangunan, maupun kritik, saran, dan himbauan. Karungut melagukan syair-syair kesenian daerah ini dikenal pada jalur sungai Kahayan, Kapuas, Katingan, dan sebagian jalur sungai Barito.
Menurut Herce, puisi bersifat “dulce et utile” menyenangkan bukan berarti sesuatu yang menjemukan. Berfaedah bukan berarti memboroskan waktu atau sebagai perintang waktu tapi sesuatu yang patut mendapatkan perhatian. Dengan demikian fungsi seni sastra khususnya karungut sangat menyenangkan dan berguna.
Lahirnya sebuah karungut adalah ekspresi dari luapan perasaan jiwa seseorang, sedih, senang atau gembira, cita-cita dan harapan yang diiringi rasa seni yang tinggi.
Untuk memudahkan pemahaman yang disampaikan melalui karungut maka para seniman pencipta karungut merubah syair-syair bahasa sangiang (bahasa sastra dayak ngaju yang sangat tinggi nilai sastranya) agar lebih komunikatif yaitu dengan menggunakan berbagai bahasa ,baik bahasa daerah suku lain dan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kemampuan si pencipta maupun yang membawakannya sehingga karungut menjadi dinamis dan komunikatif bagi yang mendengarkannya.
B. Notasi Karungut
Karungut sebagai salah satu alunan Nada yang teratur yang merupakan hasil peninggalan nenek moyang suku Dayak yang turun – temurun . Kebudayaan ini perlu dikembangkan dan dibukukan notasinya agar dapat digunakan oleh semua kalangan masyarakat luas . Notasinya tidak jauh berbeda dengan notasi untuk jenis – jenis musik Nusantara lainnya .
Notasi karungut berkembang sesuai dengan kemampuan si pelaku atau pembawanya. Kemudian berangsur-angsur seiring dengan perkembangan jaman oleh para pencipta dan pelaku seni, karungut mulai diterapkan kedalam kunci Nada dan akhirnya terbentuklah kunci nada pada karungut.
Notasi tangga nada pada Karungut :
6 1 2 3 5 ( la , do , re , mi , sol )
·
Nada Dasar pada Karungut :
Nada Dasar : Cm, Dm , Em, Fm,Gm,Am , Bm .
C. Jumlah Ketukan / tempo pada Karungut :
· · · · · · · 0
SELA MAT DA TANG KAMI U CAP KAN
· · · · · · · 0

KE PADA PE NONTON SE KA LI AN
· · · · · · · 0

KI TA BER KUM PUL UNTUK RA YAKAN
· · · · · · · 0

KE MER DEKA AN NEGARA KE SATU AN

D. Ciri-ciri karungut
Karungut mempunyai ciri-ciri tertentu, terutama didalam pembuatan syairnya :
1. Syair karungut harus mengandung unsur-unsur :
a. Bait pembuka : Merupakan bait yang mengandung kata-kata pembuka, salam pembuka,dan sapaan kepada seseorang ataupun kelompok-kelompok/organisasi-organisasi. Bait pembuka didalam karungut boleh lebih dari satu bait, tergantung dari keinginan si pengarang itu sendiri.
b. Bait Isi : Merupakan bait yang mengandung kata-kata yang bersifat keinginan, harapan, tujuan, cita-cita, pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain, melewati alunan karungut.Bait isi didalam syair karungut tidak dibatasi jumlahnya, yang jelas merupakan tujuan yang ingin disampaikan dapat terwujud, dan dapat dipahami oleh orang yang mendengarkannya.
c. Bait penutup : Merupakan bait yang mengandung kata-kata penutup, yang merupakan akhir dari sebuah harapan, nasehat, cita-cita dan tujuan yang disampaikan kepada orang lain yang mendengarkannya.
2. Syair karungut terdiri dari:
a. Baris 1 : a. Merupakan sisipan/sampiran, atau
b. Tidak menggunakan sisipan/sampiran .
contoh: Bunga mawar bunga melati ......
c. Baris 1 mempunyai hubungan yang sangat erat dengan baris 3, baik dari segi akhiran kata dan syair yang akan dituliskan.
b. Baris 2 : a. Merupakan sisipan/ sampiran, atau
b. Tidak menggunakan sisipan/sampiran
contoh: Harum baunya dipagi hari
c. Baris 2 mempunyai hubungan yang sangat erat dengan baris 4, baik dari segi akhiran kata dan syair yang akan dituliskan.
c. Baris 3 : a. Merupakan kata-kata yang mengandung keinginan yang hendak disampaikan kepada orang lain.
d. Baris 4 : a. Merupakan kata-kata yang mengandung keinginan yang hendak disampaikan kepada orang lain.
Contoh hubungan dan keterkaitan baris 1,2,3 dan 4
...........................................................................dengan
.................................................................................mu
................................................................................akan
...........................................................................tertentu




3. Syair karungut harus memenuhi syarat pada kata akhiran
Contoh :
Bunga mawar bunga melati
Harum baunya dipagi hari
Salam hormat Bapak Bupati
Selamat berjumpa kami menanti
Pada akhiran kata ( cetak miring) akan terasa persamaanya, akhiran ti,ri,ti, dan ti
( a,a,a,a)
Contoh :
Bunga mawar bunga melati
Tumbuh dihutan tiada yang tau
Salam hormat Bapak Bupati
Dari kami pegawai baru
Pada akhiran kata akan terasa persamaan dan pebedaannya.baris 1 mempunyai hubungan akhiran dengan baris 3, dan baris 2 mempunyai hubungan akhiran dengan baris 4 ( a, b, a, b )
E. Tangga nada pada Karungut
a. Contoh Tangga Nada Karungut latihan 1
Am = do
Am
H e t u h t e – g e r a w e i b a - g u n a
6 6 6 6 6 · 5 2 3 3
· · · · ·

Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Bunyi Gendang
¤ ¤ Bunyi Gong

Dm
P a l a m p a n g t a r u n g p a l a n g k a r a y a
3 3 3 · 2 5 2 · 2 2 2 2 2


Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤

Am
S e n i b u d a y a k e l e h I h a g a
2 2 2 5 5 · 6 5 3 5 2 · 1 6
·
Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤


F Am
E l a s a m p a i h a y a n g m a- n a - y a
6 1 3 2 · 1 1 1 · 6 6 6
· · · ·

Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤











b. Contoh Tangga Nada karungut latihan 2
Am = do
Am Dm
K i l a u - p a n d e h e n j e a k a n - i t a h
6 · 1 1 1 · 1 1 · 2 · 2 2
·

Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤


Am Dm
S a h a p u s d a e r a h K a l i m a n t a n – t e n g a h
2 3 3 3 2 1 6 1 · 1 2 · 2 · 2
·

Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤


Am Dm
S e n i b u d a y a h a g a b u j u r b u a h

2 · 2 3 5 5 · 5 3 · 6 · 6 6


Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤

G Am
H a p a n m a i s i p e m b a n g u n a n i t a h

5 3 2 1 · 6 1 1 2 1 6 6 6
· · · ·
Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤















c. Contoh Tangga Nada Karungut latihan 3
Am = do
Am Dm
K a l u t e k e a k a r e j a w e t r a m u

5 6 5 6 5 · 5 i 6 5 3 2

Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Bunyi Gendang
¤ ¤ Bunyi Gong

G Am
G a w i n d a r e u l u h b a k a s h e l u

2 6 5 3 · 5 1 1 2 1 2 1 6
·
Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤

T a t a h U k i r m a n j a d i s u n t u

1 2 1 2 1 1 2 6 2 1 6
· ·
Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤
Dm G
J e t u h p a n a t a u b a g u n a t u t u

6 1 2 3 2 · 5 5 3 2 3 2
·
Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤















d. Contoh Tangga Nada Karungut latihan 4
Am = do
Am
A r e t u t u p a n a t a u p a n u h a n
5 5 5 5 . 6 6 6 i 5 5 6

Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤

Dm
B e t a n g p a n j a n g j e s u k u p s i m p a n

5 5 5 5 · 6 i i i 6 5 3 2 3 5 2

Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤

K a k a r e r i a m k i l a u p a s a n a n
1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 2
Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤
G Am
K a l i m a n t a n t e n g a h h a b u s u n g i n t a n

2 2 2 · 2 3 5 5 5 3 2 1 6 2 1 6
· ·

Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ Θ
¤ ¤










F. Contoh Karungut :
PENDIDIKAN UTAMA
Cipt. Doys Mihing, S.Pd

Slamat bertemu , slamat berjumpa
Dalam Nuansa Pendidikan kita
Perlu dikaji agar bermakna
Generasi muda siap berkarya

2. Mr. Carim Mc.Donald
Membawa kita atasi bersama
Bahasa Inggris wajib dibina
Supaya bisa kuasai dunia

3. Bapak Arnus dan Bapak Miswan
Lesson Studi akan disampaikan
Pembelajaran pola pendekatan
Yang diterapkan dalam pengajaran

4. Bapak Gubernur atau yang mewakili
Anggota Dewan pejabat tinggi
Dukung pendidikan agar terbukti
Sengsara melarat dapat dihindari

4. Bapak Bupati ada berpesan
Menuntut ilmu dalam pendidikan
Tujuan utama untuk peningkatan
Kualitas hidup dalam pembangunan

6. Pola pendidikan dewasa ini
Perlu ditingkatkan dan dipahami
Berbagai macam cara dan strategi
Untuk mencapai tujuan yang hakiki
7. Seminar ini satu tujuan
Atasi masalah dalam pembelajaran
Agar anak punya harapan
Mengisi pembangunan di masa depan

8. Salah satu kendala kita
Bahasa Inggris bahasa dunia
Banyak guru yang tak biasa
Menggunakan Bahasa Indonesia saja

9. Bapak Fasilitator ada solusi
Terhadap masalah yang dihadapi
Berbagai cara dan antisipasi
Tumpuan harapan Ibu Pertiwi

10. Sekian dulu saya sampaikan
Seperti bunga bertebaran
Layanan syair Karungut pesan
Semoga ini menjadi harapan

PEMBANGUNAN KAPUAS
Ciptaan : Dois Mihing , S.Pd


1. SELAMAT HASUPA TUNDAH JALAHAN
BAWI HATUE ANAK ULUHAN
ALEM TUH ITAH TUNTANG BABUHAN
KARUNGUT NAMPARA TENTANG PEMBAGUNAN

2. BAPAK BUPATI IKEI BALAKU
MOHON MAAF IKEI YANSELU
SEBAGAI UNGKAPAN , KAMI SIMPATI
ATAS PEMBANGUNAN YANG DILALUI

3. KEMERDEKAAN KITA RAYAKAN
HENDAKNYA SEIMBANGAN DENGAN PEBANGUNAN
SEMUA ITU KITA HARAPKAN
SEBAGAI BUKTI DARI KEJUJURAN

4. LIMA PULUH SEMBILAN TAHUN KITA MERDEKA
KITA SEMUA PATUT BERSUKA
UCAPKAN SYUKUR PADA YANG KUASA
SERAYA BERSUJUD DAN BERDOA

5. KAPUAS KINI SUDAH BERKEMAS
SEBAGAI WUJUD OTONOMI
PEMBANGUNA FISIK ADALAH PROIRITAS
UNTUK MENUNJANG PEMBANGUAN

6. KAMI PERCAYA PIMPINAN BUPATI
SUDAH NAMPAK DISANA SINI
MASJD, GEREJA DAN PASTORI
SEMUA KENA TIDAK TERLEWATI

7. KAMI SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT
MERASA TERPANGGIL DAN MEMBERI HORMAT
KEPADA BUPATI YANG DENGAN GIAT
MEMBANGUN KAPUAS PENUH SEMANGAT

8. SAMPAI DISINI KARUNGUT KAMI
TAHU DEPAN KITA SAMBUNGLAGI
MOHON MAAF PADA BAPAK BUPATI
HANYA ITU KARUNGUT KAMI










BAB IV

PERAN PAKAR BUDAYA
A. Penyusunan buku literatur
Silabus yang terdiri dari SK , KD , Materi pokok , Pengalaman belajar , Indikator , penilaian , alokasi waktu dan sumber belajar , merupakan bentuk baku yang sudah disempurnakan . Yang menjadi acuan kita dalam persiapan proses pembelajaran dikelas .dalam pengembangannya Silabus dapat disesuai kan dengan kemampuan seorang guru dalam mengapresiasi seni itu sendiri . Keadaan ini tidak semua berjalan seperti yang diharapkan , sangat banyak kekurangan yang dialami oleh guru seni , terutama dalam hal Buku penunjang / penunutun seni budaya , khususnya Buday Kalteng , sehingga mengalami kendala pengembangan di sekolah .
Peran Pemerhati seni / Pakar budaya sangatlah penting , demi Pelestarian seni budaya kita , yaitu dengan cara membuat catatan , dan penulisan yang tujuan untuk Dokumen yang nantinya dapat disebarkan kepada sekolah – sekolah yang memerlukannya , dan ini merupakan karya seniman Kapuas yang diakui keberadaanya . sehingga karya yang pernah kita buat memnjadi catatan sejarah perkembangan seni budaya Kalimanatan tengah , khususnya Kabupaten Kapuas .

B. Membuat Media Audio dan Video
Beberapa strategi yang dilakukan dalam mengajar seni budaya ( Praktik ) , 90 % diterima oleh anak ( diserap ) bila anak melihat langsung kejadian yang terjadi . Dapat kita katakan bahwa media yang tersedia untuk mata pelajaran seni budaya , sangat sulit ditemukan baik seni budaya yang asli dan pengembangan atau seni kolaborasi , hal ini menjadi catatan yang harus kita garis bawahi . Mungkinkah ini akan terus kita biarkan terjadi dan berjalan , sementara kita berusaha meningkatkan dan melestarikan seni budaya , namun kita lupa untuk membuat catatan . INGAT ...! , SEJARAH TERDAHULU , MUNGKINKAH AKAN KITA ULANGI ..........? .